PADA PERAYAAN HARI ULANG TAHUN KE-74 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KUPANG, 16 AGUSTUS 2019
Atas nama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, saya
bersama Wakil Gubernur, Bapak Joseph A. Nai Soi mengucapkan Selamat Hari
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74, kepada seluruh lapisan
masyarakat Nusa Tenggara Timur. Semoga Negara Kesatuan
Republik
Indonesia tetap kokoh, maju dan
jaya dalam keberagaman.
Saya juga mau
menyampaikan selamat Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriyah bagi Umat Muslim yang
merayakan. Memberi adalah menanam untuk kemudian dituai. Setiap apa yang
manusia tanam akan berbuah lebih banyak. Itulah rahasia dan keajaiban
kehidupan. Semoga dengan semangat berqurban meningkatkan iman dan taqwa pada Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
Pada kesempatan
ini pula Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menyampaikan apresiasi kepada
seluruh Masyarakat NTT, penyelenggara, TNI/POLRI serta komponen terkait lainnya
yang telah mensukseskan pelaksanaan pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah dan
Pemilu Presiden/Wakil Presiden dan Pemilu Legislatif yang dilakukan secara
serentak. Capaian positifnya adalah hasil pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia
(IDI) tahun 2018, NTT menempati peringkat 3 (tiga) Nasional dengan nilai indeks
sebesar 82,32 point berkategori baik, berdasarkan aspek kebebasan sipil,
lembaga demokrasi dan hak-hak politik. Demikian pula dengan tingkat partisipasi
politik masyarakat Nusa Tenggara Timur dalam
Pemilihan Presiden Tahun 2019 sebesar 77,82
% berada diatas standar nasional yakni sebesar 77,50%.
Bapak, ibu, saudara-saudari, seluruh
masyarakat Nusa Tenggara Timur di mana saja berada, para pendengar yang saya
kasihi,
Di masa lalu
dalam perjuangan melawan penindasan dan penjajahan, para
pendahulu kita sepakat untuk bersatu dan bangkit melawan penjajah dalam meraih
kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Perjuangan kita saat ini juga tidak mudah,
karena kita dihadapkan dengan ancaman paham radikalisme yang dapat memecah
belah NKRI, serta berjuang melepaskan diri dari berbagai masalah dan
ketertinggalan yakni permasalahan kemiskinan, pengangguran, ketergantungan, dan
ketertinggalan dalam kualitas pendidikan dan kesehatan dasar, ketertinggalan
dalam pengadaan berbagai infrastruktur dasar serta ketertinggalan dalam
pemanfaatan teknologi produksi dan informasi.
Untuk itu,
Pemerintah dan seluruh komponen masyarakat NTT selalu menggalang
toleransi antar umat beragama dalam semangat NKRI, serta terus berupaya
mengoptimalkan pemanfaatan berbagai potensi yang dimiliki dengan semangat
restorasi, mau bekerja sama dan bekerja keras mewujudkan NTT Bangkit menuju
Sejahtera.
Perayaan Hari
Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 74 Tahun
2019 kali ini mengusung tema, “SDM Unggul Indonesia Maju”. Daerah
kita ini sesungguhnya kaya, sehingga melalui tema ini, Pemerintah maupun
seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur
harus termotivasi untuk lebih unggul dalam berbagai hal. Keunggulan ini hanya
dapat dicapai apabila kita terus berlari dan melakukan lompatan-lompatan
kemajuan yang tentunya membutuhkan keiklasan, kejujuran, kerja keras, inovasi,
keberanian dan ketegasan dalam bertindak.
Keberanian dan
ketegasan dalam bertindak tersebut telah dilaksanakan dengan beberapa kebijakan
Pemerintah Provinsi NTT, diantaranya penataan kembali Pekerja Migran Indonesia
asal NTT yang telah berada di luar negeri maupun yang akan dikirim ke luar
negeri, moratorium pertambangan di NTT untuk menjaga kelestarian lingkungan
hidup dari dampak buruk pertambangan, penutupan sementara Taman Nasional Komodo
selama 1 tahun untuk Konservasi Satwa Komodo dan ekosistemnya dalam rangka
meningkatkan nilai wisata komodo, serta launching
produk minuman Sophia untuk meningkatkan nilai produk minuman lokal NTT yang
berstandarisasi. Kebijakan-kebijakan ini semata-mata dilaksanakan untuk
mengangkat martabat masyarakat NTT, pelestarian lingkungan hidup dan yang
paling utama adalah pemenuhan kesejahteraan seluruh masyarakat NTT.
Bapak, ibu, saudara-saudari, seluruh
masyarakat Nusa Tenggara Timur di mana saja berada, para pendengar yang saya
kasihi,
Secara makro,
pertumbuhan ekonomi NTT Tahun 2018 sebesar 5,13%, masih berada sedikit di bawah
nasional sebesar 5,17%. Pada
triwulan II
2019 pertumbuhan ekonomi NTT sebesar 6,36%,
berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,04%.
Sedangkan Inflasi di Provinsi NTT pada tahun 2018 mencapai 3,07%, dan masih berada dalam
rentang target inflasi nasional. Salah satu upaya menekan laju inflasi di NTT
adalah dengan mewujudkan kemandirian ekonomi lokal, melalui peningkatan
kualitas dan kuantitas serta optimalisasi pemanfaatan produk-produk lokal NTT
yang telah digagas dalam wadah
“Masyarakat Ekonomi NTT”, sebagaimana yang telah dideklarasikan pada
bulan Juni 2019 lalu oleh Pemerintah Provinsi NTT bersama Pemerintah
Kabupaten/Kota dan Pelaku Ekonomi se-NTT. Melalui
Masyarakat Ekonomi NTT ini, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
sementara menata pengelolaan potensi daerah, dengan melibatkan peran Koperasi,
BUMDes, Bank NTT, serta Perusahaan Daerah seperti PT. Flobamor dan PT. Jamkrida
NTT.
Pemerintah, Pelaku Ekonomi dan Masyarakat NTT harus
menjadi “tuannya perekonomian NTT” dengan menciptakan ketahanan ekonomi NTT
melalui pemanfaatan produk lokal NTT dan proteksi terhadap produk lokal NTT.
Setelah ketahanan lokal sudah tercapai, masyarakat Ekonomi NTT akan membidik
pasar regional, nasional, bahkan internasional.
Selanjutnya perkenankan saya menyampaikan pencapaian pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai berikut:
1. Bidang
Pendidikan
Kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan di tiap jenjang
pendidikan semakin baik yang tergambar dari
besaran Angka
Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Pada tahun 2018, realisasi APK masing-masing untuk tingkat pendidikan
SD sebesar 116,58%, SMP sebesar 88,51% dan SMA/SMK sebesar 77,81%. Sedangkan
realisasi APM, untuk jenjang pendidikan SD sebesar 96,12%, SMP sebesar 68,14%
dan SMA/SMK sebesar 53,67%.
Kita harus
bangga kepada 19 orang siswa-siswi NTT yang telah memperoleh nilai sempurna
atau 100 pada Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang lalu. Ini pencapaian
yang sangat baik dan harus bisa memotivasi siswa-siswi maupun tenaga pendidik
lainnya.
Mulai tahun
pelajaran 2018/2019 Pemerintah Provinsi NTT mencanangkan untuk seluruh SMA, SMK
dan SLB di NTT sudah menerapkan Kurilkulum 2013
atau K13. Untuk melaksanakan K13 secara menyeluruh maka Pemerintah
Provinsi telah melakukan program bimbingan dan pelatihan bagi pendidik dan
tenaga kependidikan sebanyak 470 orang dan kepala sekolah sebanyak 114 orang;
Dari waktu ke waktu Pemerintah terus mengupayakan peningkatan kualitas
dan kuantitas tenaga pengajar beserta sarana/prasarana penunjang pendidikan
lainnya, dan diprioritaskan pada sekolah-sekolah yang berada pada daerah-daerah
terpencil dan terisolir.
2. Bidang Kesehatan
Pembangunan bidang kesehatan saat ini menitikberatkan pada penekanan
jumlah balita stunting atau balita yang mengalami tinggi badan kurang,
penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Penanganan stunting ini merupakan titik awal pengembangan SDM NTT yang
bermutu dan kompetitif.
Memang kita sadari bahwa prevalensi
balita stunting di daerah ini masih cukup
tinggi yaitu pada tahun 2018 sebesar 42,46%, lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-rata nasional sebesar 30,8%. Kondisi ini menjadi prioritas utama dan
sementara kita perangi bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota serta stake
holder terkait lainnya.
Penanganan balita stunting dilakukan selain melibatkan
berbagai sektor seperti kesehatan, ketahanan pangan, ketersediaan air bersih
dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan, pendidikan, sosial, dan sektor terkait
lainnya, juga melalui intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan
pada kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu pada masa kehamilan
sampai dengan anak berumur 2 tahun. Salah satu upaya yang saat ini gencar
dilakukan Pemerintah dalam mengatasi kekurangan gizi dan stunting, yaitu
melalui pemberian makanan tambahan yang tinggi nilai gizi dan nutrisi yang
berbahan marungga kepada ibu hamil dan balita di fasilitas-fasilitas kesehatan
masyarakat sampai dengan posyandu.
Selain itu, parameter-parameter kesehatan lainnya, yaitu Angka Kematian
Ibu dan Jumlah Kematian Bayi. Angka Kematian Ibu pada tahun 2018 sebesar 158
kasus, lebih rendah 5 kasus di bandingkan tahun 2017. Pada semester pertama tahun 2019 tercatat sebanyak 54 kasus.
Sedangkan Kasus Kematian Bayi pada tahun 2018 sebesar 1.265 kasus dan pada
semester pertama tahun 2019 tercatat sebanyak 450 kasus. Penyebab kasus
kematian bayi didominasi oleh permasalahan infeksi dan perdarahan.
Kita berharap di tahun ini dan di masa mendatang realita kehidupan Ibu dn anak semakin baik dan
sejahtera melalui berbagai intervensi pemerintah, yaitu,
Penguatan Strategi Revolusi KIA, Program Indonesia Sehat melalui
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dalam mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS), pemenuhan ketersediaan sarana/prasarana kesehatan serta paramedis dan
tenaga kesehatan lainnya.
Pada kesempatan ini, saya
juga mengajak kepada semua elemen masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur,
termasuk kita yang hadir pada saat ini untuk mendukung Gerakan NTT Bersih,
dengan menjaga kebersihan mulai dari diri kita sendiri dan tempat dimana kita tinggal dan
beraktifitas untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan asri. Perlu kita
sadari bahwa kepedulian dan aksi nyata kita semua untuk memerangi sampah, untuk
mewujudkan lingkungan yang bersih menjadi salah satu faktor penting gerak
langkah dan aksi kita dalam mendukung Pariwisata sebagai Prime Mover
pembangunan ekonomi di Nusa Tenggara Timur.
3. Bidang
Pariwisata
Sektor pariwisata diandalkan sebagai penggerak ekonomi NTT ke depan.
Selain satwa komodo, NTT juga memiliki sejumlah obyek wisata yang telah
mendunia, diantaranya, Pulau Sumba sebagai pulau dengan alam terindah di dunia
(the most beautiful Island in the world)
dengan kekayaan budayanya, pulau rote dengan keindahan dan eksostisme Pantai
Nembarala, Pulau Sabu dengan Kelaba Maja, Pulau Alor dengan keindahan bawah
lautnya, Pulau Flores dengan Danau Kelimutu dan keindahan alamnya, serta
berbagai wisata budaya dan wisata religi lainnya seperti Porsesi Samana Santa
di Larantuka.
Agar dapat meningkatkan laju
kunjungan wisatawan ke semua obyek wisata tersebut, Pemerintah
mengupayakan adanya konektifitas antar obyek wisata atau yang lebih dikenal
dengan “Pariwisata Estate in Ring of
Beauty”.
Untuk itu, dalam rangka peningkatan investasi di bidang pariwisata
dibutuhkan adanya peningkatan atraksi, aksesibilitas, akomodasi, amenitas, dan awareness. Saat ini Pemerintah
memprioritaskan Pengembangan pariwisata estate pada destinasi-destinasi baru dan akan terus diupayakan
dengan menggandeng semua sektor untuk meningkatkan rantai nilai ekonomi.
Pada tahun 2018 jumlah kunjungan wisatawan di NTT menunjukkan tren yang
terus meningkat menjadi sebesar
1.132.269 orang, dengan rincian wisatawan mancanegara sebanyak 197.106 orang
dan wisatawan nasional sebanyak 935.163
orang. Adapun pertumbuhan hotel pada
tahun 2018 sebanyak 502 hotel, yang
dapat mengindikasikan bahwa usaha-usaha pariwisata yang berkontribusi langsung
kepada pemenuhan kebutuhan wisatawan ikut juga bertumbuh antara lain usaha
transportasi wisata, usaha kuliner, dan jasa wisata lainnya.
Upaya yang sedang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTT adalah
mengembangkan Konsep Pembangunan Pariwisata Estate, dengan pola Community Based Tourism. Pola ini
mengandalkan pembangunan pariwisata secara kolaboratif, lintas tupoksi dan
lintas kepentingan, serta menjadikan desa dan masyarakat sebagai pelaksana dan
penerima manfaat.
Khusus kebijakan penutupan sementara Taman Nasional Komodo, harus
dimaknai sebagai bentuk upaya konservasi terhadap satwa Komodo yang merupakan
satu-satunya di dunia, serta wujud perbaikan tata kelola Wisata Komodo
sehingga dapat memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat NTT.
4. Bidang Kelautan
dan Perikanan
Kondisi
Geografis NTT berbentuk kepulauan dan memiliki luas laut kurang lebih 200.000
km2 serta panjang garis pantai 5.400 km, maka pembangunan sektor kelautan dan
perikanan merupakan salah satu daya ungkit peningkatan perekonomian NTT.
Potensi-potensi yang dikembangkan pada sektor kelautan perikanan adalah
perikanan tangkap dan budidaya, rumput laut, mutiara dan pengembangan garam. Hal yang perlu dibenahi adalah peningkatan kualitas SDM
bidang kelautan dan perikanan serta penyediaan sarana/prasarana penunjangnya.
Potensi
lestari perikanan tangkap sebesar 491.700 ton per tahun,
dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 393.360
ton per tahun, namun hasil produksi pada tahun 2018 baru sebesar
147.916,64 ton. Pengembangan perikanan tangkap dititikberatkan
pada penyediaan sarana prasarana tangkap, pengolahan untuk meningkatkan hasil
dan nilai produksi, serta pemasaran.
Produksi
rumput laut pada tahun 2018 sebesar 1,9 juta ton lebih. Pada bulan Mei 2019 lalu,
tercatat dalam sejarah untuk pertama
kalinya NTT melakukan ekspor langsung produk olahan rumput laut berupa ATC
Chips sebanyak 25 ton ke Argentina. Pemerintah akan mengintervensi sektor ini
mulai dari pembibitan, proses pembudidayaan, pengolahan dan pemasaran di semua
sentra produksi rumput laut, agar terjaga kualitas dan kuantitasnya, sehingga
ekspor rumput laut NTT dapat berkesinambungan dengan pasar yang semakin luas.
Untuk
pengembangan garam, kondisi cuaca NTT sangat menunjang untuk pengembangan garam
yang berkualitas tinggi. Dari segi kuantitas, NTT punya garis pantai yang
panjang sehingga dengan pengelolaan yang baik, maka saya optimis garam NTT
dapat memenuhi kabutuhan garam nasional saat ini.
5. Bidang Pertanian
Sektor
pertanian merupakan sektor yang dominan dengan penyerapan tenaga kerja
tertinggi. Tahun 2019, Pemerintah memprioritaskan peningkatan produksi dan
produktivitas mutu tanaman pangan dan perkebunan, meliputi: pengembangan
intensifikasi padi seluas 37.500 ha; pengembangan komoditi jagung seluas 34.000
ha, kedelai seluas 8.030 ha, bawang merah seluas 570 ha, bawang putih seluas
560 ha, pengembangan kawasan marungga seluas 135 ha dengan sistem pola tanam alley cropping, pengembangan kawasan
aneka cabai seluas 450 ha, kawasan jeruk seluas 35 ha, kawasan mangga seluas 82
ha, kawasan kopi seluas 550 ha, kawasan kakao 600 ha, pengembangan tanaman
kelapa seluas 1.300 ha, tanaman jambu mete seluas 1.000 ha, tanaman cengkeh
seluas 2.580 ha, tanaman vanili seluas 10
ha, tanaman pinang seluas 30 ha dan tanaman tembakau seluas 160 ha.
Pengembangan
sektor pertanian ini didukung dengan penyediaan sarana prasarana pendukung,
yaitu alat dan mesin pertanian serta penyediaan infrastruktur pengairan.
6. Bidang
Peternakan
Dalam bidang Peternakan, masyarakat peternak NTT setiap tahun secara
terus menerus berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan daging sapi/kerbau secara
nasional, rata-rata sebesar 12 juta kg per tahun. Mengingat sampai saat ini
Indonesia masih mengimpor daging sapi untuk konsumsi nasional, maka pembangunan peternakan difokuskan untuk mampu menutup impor daging
melalui peningkatan produksi untuk mencapai populasi 2 juta ekor sapi dari saat
ini 1.027.000 ekor sapi, dengan dukungan pengembangan industri pakan ternak ruminansia
dan pengembangan sentra-sentra pembibitan sapi pada kawasan peternakan di Pulau
Sumba, Kabupaten Kupang, TTS, Malaka, Manggarai, Manggarai Barat dan Ngada. Kita juga akan mengembangkan
sapi Wagio sehingga pada saatnya Nusa Tenggara Timur bisa menyiapkan daging
Premium.
Pengembangan industri pengolahan produk peternakan dengan mengutamakan
industri yang masif, berbasis budaya dan kearifan lokal seperti industri daging
se’i untuk mendukung pengembangan destinasi kawasan pariwisata, sedangkan
pengembangan produk perunggasan dipadukan dengan pengembangan pabrik pakan
untuk memenuhi permintaan daging ayam dan telur ayam, sehingga mampu
mengendalikan inflasi daerah dan meningkatkan pendapatan peternak unggas.
7. Bidang
Perindustrian dan Perdagangan
Di
era digitalisasi ini, pengembangan perindustrian dan perdagangan di Provinsi
NTT diarahkan pada beberapa hal sebagai berikut :
Pertama, Peningkatan SDM
Industri Kecil Menengah serta Usaha Kecil Menegah agar dapat bersaing dalam Industri Four point Zero melalui
pendidikan dan pelatihan, pemagangan, sertifikasi kompetensi serta pengembangan
IKM/UKM dengan platform digital.
Kedua, dukungan
pengembangan industri komoditi unggulan NTT di sektor pertanian, peternakan,
perikanan dan kelautan agar menjadi industri yang berorientasi ekspor dengan mengembangkan dan memanfaatkan
teknologi pengungkit produktifitas.
Ketiga, fasilitasi Hak
Kekayaan Intelektual tradisi budaya khas NTT dan produk khas NTT seperti tenun
ikat, tradisi budaya dan minuman tradisional, sehingga terstandarisasi dan
bermerek.
Keempat, pengaktifan
peran pelajar dan pemuda sebagai konsumen cerdas, agar bertindak kritis untuk
diri sendiri dan lingkungan dalam rangka pemberdayaan konsumen. Konsumen cerdas
dan berdaya menjadi penting untuk membangun perekonomian NTT secara sehat.
8. Bidang
Ketenagakerjaan
Sesuai
tema peringatan HUT RI tahun ini, pembangunan bidang ketenagakerjaan
merupakan salah satu daya ungkit dalam peningkatan Sumber Daya Manusia di
daerah ini. Pada bulan Februari 2019, penduduk usia kerja berjumlah 3.576.769
jiwa, terdiri dari angkatan kerja sebesar 2.536.377 jiwa (70,91%) dan bukan
angkatan kerja sebanyak 1.040.392 jiwa (29,09 %).
Pemerintah
memfokuskan pada peningkatan kualitas angkatan kerja yang didominasi oleh
lulusan SD ke bawah sebanyak 1.350.397 orang
(53,24%) dan SLTP sebanyak
302.602 orang (11,93%), sedangkan SLTA/SMK
sebanyak 546.336 orang (21,32%) serta Diploma/Perguruan
Tinggi sebanyak 338.042 orang (13,33%).
Berdasarkan
data yang ada, Pekerja Migran Indonesia asal NTT yang bekerja di luar negeri
pada tahun 2018 sebanyak 1.613 orang, didominasi oleh pekerja sektor informal
sebanyak 1.206 orang dan tenaga kerja formal sebanyak 407 orang. Pemerintah
Provinsi NTT saat ini sedang menata kembali Pekerja Migran Indonesia asal NTT
yang telah berada di luar negeri maupun calon Pekerja Migran Indonesia asal NTT
yang akan bekerja di luar negeri.
Penataan ini
didasarkan pada tingginya kasus
perdagangan manusia dan banyaknya
pelanggaran terhadap hak-hak
Pekerja Migran Indonesia asal NTT di luar negeri, bahkan berujung pada
kematian. Pada tahun 2016 sebanyak 46
Jenasah (4 Legal, 42
Ilegal), tahun 2017 sebanyak 62 Jenasah
(1 Legal, 61 Ilegal), tahun 2018 sebanyak
105 Jenasah (3 Legal, 102 Ilegal) dan sampai dengan bulan Juli 2019
sebanyak 64 Jenasah (1 legal, 63 Ilegal).
Keadaan
ini harus kita benahi bersama agar tidak boleh terjadi lagi di masa mendatang.
Pemerintah Provinsi telah menetapkan Surat Keputusan Gubernur NTT Nomor :
357/KEP/HK/2018 tanggal 14 November 2018 tentang Penghentian Pemberangkatan
Calon Pekerja Migran Indonesia / Pekerja Migran Indonesia asal Provinsi Nusa
Tenggara Timur ke Luar Negeri. Penghentian ini harus dimaknai bahwa :
Pertama, Sebagai bentuk
perlawanan Pemerintah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur terhadap para pelaku
Tindak Pidana Perdagangan Orang.
Kedua, Sebagai langkah
pembenahan secara menyeluruh terhadap sistem dan tata kelola pelayanan
penempatan Calon Pekerja Migran Indonesia agar menjadi lebih baik dan
terintegrasi mulai dari hulu sampai ke hilir guna meningkatkan kualitas Calon
Pekerja Migran Indonesia dan memberikan perlindungan serta jaminan kepastian
kerja serta pemenuhan hak-haknya di Luar Negeri.
Tingginya
pelanggaran hak Pekerja Migran Indonesia
asal NTT karena banyak Pekerja Migran Indonesia yang non prosedural,
sehingga melalui pembentukan Satgas Pencegahan dan Penanganan Tenaga Kerja Non
Prosedural Provinsi NTT, telah diamankan calon Pekerja Migran Indonesia Asal
NTT yaitu tahun 2016 sebanyak 443 orang, tahun 2017 sebanyak 662 orang, tahun 2018 sebanyak
1.379 orang dan per Juli 2019 sebanyak 684 orang;
Upaya
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi NTT dalam meningkatkan kualitas
tenaga kerja NTT adalah melalui berbagai pelatihan peningkatan kemampuan dan
keahlian angkatan kerja yang disesuaikan dengan standar luar negeri, terutama
di negara-negara yang paling banyak menyerap
tenaga kerja NTT.
9. Bidang Koperasi
dan UKM
Koperasi
di NTT telah mengambil peran yang signifikan terhadap peningkatan taraf hidup
masyarakat. Kita punya koperasi-koperasi besar dengan modal mencapai triliunan
dan telah terkenal di level nasional.
Tahun
2018 koperasi di NTT berjumlah 4.146 unit, terdiri dari Koperasi Aktif 3.635
unit dan Koperasi tidak aktif 511 unit.
Jumlah Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam(KSP/USP), Koperasi Kredit
(Kopdit) dan Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan Syariah atau Unit Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah sebanyak 3.320
Unit (80,07%).
Dalam
Pemberdayaan Koperasi dan UKM, Pemerintah terus mendorong peningkatan kualitas
Koperasi, melalui :
ü Pemberian kesempatan usaha yang seluas luasnya
kepada Koperasi,
ü Meningkatkan dan memantapkan kemampuan
koperasi agar menjadi koperasi yang sehat tangguh dan mandiri.
ü Mengupayakan tata hubungan usaha yang saling menguntungkan
antara koperasi dengan badan usaha lain dan
ü Membudayakan
koperasi dalam masyarakat.
Terhadap
peningkatan peran koperasi dalam pembangunan NTT, Pemerintah mendorong koperasi
agar selain bergerak di usaha simpan pinjam, juga mengembangkan usahanya pada
sektor-sektor rill sehingga dapat menjadi daya ungkit bagi percepatan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
10.
Bidang
Kepemudaan dan Olah Raga
Masa
depan daerah ini ada pada pemuda-pemudi kita. Peran Pemuda dalam mengharumkan
daerah ini sangat besar. Di berbagai even nasional maupun internasional
pemuda-pemudi kita telah menunjukkan prestasinya dan telah membuktikan sebagai
yang terbaik. Pemuda-pemuda NTT adalah generasi yang kompetitif dan handal,
namun belum semuanya tereksplorasi secara optimal. Kita ketahui bersama bahwa
alam NTT adalah alam yang keras. Karena alam yang keras tersebut menghasilkan
type manusia yang tidak hanya kuat secara fisik, namun juga kuat secara mental,
kuat dalam berpikir dan terlebih menghasilkan type manusia yang berkarakter.
Oleh karena itu, saat ini Pemerintah Provinsi NTT memprioritaskan pembangunan
kepemudaan yang mengarah pada peningkatan keterampilan dan pembentukan karakter
agar menghasilkan generasi muda NTT yang unggul, kompetitif dan berintegritas.
Di
bidang olah raga kita telah membina atlet-atlet yang handal dan berprestasi di
level nasional maupun internasional, khususnya di beberapa cabang olah raga
unggulan seperti Kempo, Tinju, Karate, Pencak Silat, Taekwondo dan Atletik dan
secara total telah menyumbangkan 21 emas, 11 perak dan 8 perunggu. Pemerintah
saat ini berupaya mempersiapkan sarana dan prasarana olahraga yang berstandar
nasional maupun internasional serta menyelenggarakan even-even olahraga pada level
nasional maupun internasional untuk cabang-cabang olahraga unggulan tersebut
agar atlet-atlet NTT semakin kompetitif serta menjadi sarana untuk menjaring
atlet muda berprestasi lainnya.
11.
Bidang
Pekerjaan Umum
Saat ini
Pemerintah Provinsi NTT memprioritaskan pada peningkatan Akses dan
Kualitas jalan jembatan, prasarana dan
sarana transportasi. Tahun 2019, peningkatan jalan sepanjang 111,90 km dan
pembangunan Jembatan sepanjang 96 m. Selain itu juga dilaksanakan rehabilitasi/
pemeliharaan jalan dengan Dana DAU sebanyak 3 paket, rehabilitasi/ pemeliharaan
jalan dengan dana PHJD 92 Km, rehabiltasi/pemeliharaan jembatan 5 paket.
Sedangkan untuk paket perencanaan pembangunan jalan dan jembatan sebanyak 7 paket,
perencanaan rehabiltasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan sebanyak 6 paket. Adapun yang menjadi prioritas paket strategis
untuk akses peningkatan destinasi wisata di tahun 2019 antara lain paket
pekerjaan ruas jalan Bokong-Lelogama (Pulau Timor), ruas jalan
Belalaing-Mukun-Mbazang (Manggarai Timur) dan ruas jalan Nggongi- Wahang-
Malahar (Sumba Timur).
Untuk
Pembangunan Sumber Daya Air pada tahun 2019 di lakukan pembangunan 1 unit
embung kecil di Kabupaten Sumba Timur. Sampai saat ini embung di NTT berjumlah
133 unit. Sedangkan untuk peningkatan irigasi terdapat 14 Daerah Irigasi dan mendapat prioritas pada
tahun ini adalah Daerah Irigasi Weliman di Kabupaten Malaka. Disamping itu
dilaksanakan operasionalisasi dan pemeliharaan Daerah Irigasi, yakni 13 DI Pulau
Timor,16 DI Pulau Flores dan 14 DI di Pulau Sumba.
Pembangunan
bidang cipta karya diarahkan untuk mendukung kesediaan air bersih di Kota Kupang dan tiga kabupaten yang menjadi target
pengembangan dan pembangunan jaringan air bersih, yaitu Kabupaten Sumba Timur
(Desa Praikalala kawasan wisata Puru Kanbera), Kabupaten Nagekeo (Dedamude),
Kabupaten Kupang dan Kota Kupang.
Pada
Tahun 2019 Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur akan manangani pembangunan
388 rumah di 21
Kabupaten. Selain itu, dilakukan bantuan stimulan WC dan sanitasi di 4 (empat)
Kabupaten yaitu Kabupaten Nagekeo, Ngada, Manggarai dan Sumba Barat.
12.
Bidang
Hukum
Dalam
perlaksanaan bidang hukum, khususnya yang menjadi kewenangan daerah, Pemerintah
Provinsi NTT telah melakukan beberapa upaya di tahun 2019, diantaranya:
Pertama, Pembinaan dan
Pengawasan Produk Hukum Kabupaten/Kota, berupa fasilitasi dan evaluasi 44 Ranperda
Kabupaten/Kota 1 ranperda DPRD Kabupaten/Kota, serta klarifikasi 31 Perda
Kabupaten/Kota, 8 Peraturan
Bupati/Peraturan Walikota dan 4 Peraturan DPRD Kabupaten/Kota.
Kedua, Pengelolaan
Peraturan Perundang-undangan, berupa, fasilitasi 247 Keputusan Gubernur NTT, 66
Peraturan Gubernur NTT dan 4 Peraturan Daerah Provinsi NTT.
Ketiga, Pengelolaan
Bantuan Hukum, berupa penanganan 17 perkara di pengadilan, 5 pengaduan
masyarakat di luar pengadilan dan 10 kasus hukum di Kabupaten/Kota.
13.
Bidang
Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi
Tahun 2018, Pemerintah Provinsi NTT telah melakukan
evaluasi kelembagaan perangkat daerah terhadap seluruh perangkat daerah di
lingkungan Pemerintah Provinsi NTT, dan telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil dari penataan ini adalah adanya perampingan
organisasi dari sebelumnya 49 Perangkat Daerah menjadi 39 Perangkat Daerah.
Perampingan dimaksud untuk mewujudkan kelembagaan yang tepat ukur dan tepat
fungsi sejalan dengan sasaran yang ingin dicapai dalam RPJMD 2018-2023.
Perampingan organisasi ini diikuti dengan penataan
disiplin dan kinerja Aparatur Sipil Negara. Saat ini sedang dikembangkan aplikasi Penilaian Prestasi Kerja (PPK) online
untuk mengukur kinerja Aparatur Sipil Negara per individu secara efektif dan
efisien dalam rangka meningkatkan kinerja aparatur.
Capaian di bidang ketatalaksanaan dan pelayanan publik
Pemerintah Provinsi NTT berkategori “baik”, yang mana terukur dari Nilai Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) Pemerintah Provinsi NTT pada Tahun 2017 adalah
sebesar 79,83, meningkat menjadi 83,13 pada tahun 2018.
Hasil evaluasi Kementerian PAN dan RB terhadap
pelaksanaan reformasi birokrasi pada Pemerintah Provinsi NTT Tahun 2018 dengan
indeks reformasi birokrasi pemerintah Provinsi NTT adalah 60,15 dengan kategori
“Baik”.
Sedangkan capaian di bidang kerja organisasi
berdasarkan hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun
2018 menunjukkan bahwa Pemerintah Provinsi NTT memperoleh nilai 63,24 atau
predikat “Baik”. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas dan
efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya,
sudah cukup memadai. Selain itu, kualitas pembangunan budaya kinerja
birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di
Pemerintah Provinsi NTT, sudah menunjukkan hasil yang
baik, namun demikian masih memerlukan pembenahan lebih lanjut.
Dalam pengelolaan keuangan daerah, pada tahun 2019
Pemerintah Provinsi NTT telah mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi NTT Tahun Anggaran 2018
yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi NTT.
Capaian di bidang Pemerintahan lainnya adalah pada
tahun 2019 telah diselesaikannya konflik batas daerah antara Kabupaten Sumba
Barat dengan Kabupaten Sumba Barat Daya serta konflik batas daerah antara
Kabupaten Ngada dan Manggarai Timur yang telah berpolemik selama puluhan tahun.
Pada tanggal 10 Juni 2019 lalu, masing-masing Bupati telah menandatangani peta
batas dan saat ini sementara berproses di Pusat untuk
penetapan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.
Masyarakat Nusa Tenggara Timur di mana saja berada yang
saya kasihi,
Melihat
semua pencapaian tersebut, janganlah kita berpuas diri karena masih banyak hal
yang harus segera dibenahi. Tantangan ke depan semakin besar dan tidak bisa
dihindari. Oleh karena itu, melalui kesempatan yang berbahagia ini, saya
mengajak seluruh masyarakat NTT termasuk para sesepuh NTT dimanapun berada,
agar mendukung pemerintah dan bersama menjadi “agen perubahan” untuk daerah
ini. Kita ubah mindset berpikir kita, kita ubah pola dan etos kerja kita, kita
pertahankan integritas kita karena dalam integritas ada harga diri.
Pada kesempatan
ini saya juga menghimbau anak-anak muda, generasi milenial NTT, mari kita
kembangkan diri, tingkatkan kreatifitas, inovasi dan kewirausahaan, agar dapat
kompetitif dan berdaya saing dalam menghadapi tantangan “Industry Four point Zero” yang menganut prinsip otomatisasi dan
konektifitas.
Sebagai Wakil
Pemerintah Pusat, saya menghimbau kepada
Pemerintah 22 Kabupaten/Kota agar selalu
bersinergi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi, khususnya terhadap
konektifitas dan pemanfaatan proyek-proyek strategis nasional jalan dan
bendungan yang telah dibangun, sesuai dengan kewenangan daerah untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Saya juga mengajak peran serta dari semua Pemerintah 22 Kabupaten/Kota dan masyarakat NTT agar
meminimalisir dan mengendalikan penggunaan sampah plastik demi kelestarian
lingkungan hayati yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita.
Khusus untuk instansi perbankan, instansi vertikal serta
dunia usaha, seperti hotel, dan restaurant, saya menghimbau agar menyesuaikan
penggunaan pakaian adat NTT, minimal dua kali dalam seminggu, sebagaimana yang
telah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi NTT saat ini.
Masyarakat Nusa Tenggara Timur di mana saja berada yang
saya kasihi,
Pada kesempatan yang berbahagia ini,
perkenankanlah saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
ü Seluruh masyarakat Nusa Tenggara
Timur, para Tokoh NTT dan Sesepuh NTT dimanapun berada, atas dukungan yang telah
diberikan kepada Pemerintah dalam membangun masyarakat dan daerah
ini.
ü Terima kasih pula atas dukungan dari
Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi NTT
dalam kemitraan membangun daerah ini.
ü Terima kasih kepada para Bupati dan
Walikota Kupang atas dukungan dan kerjasamanya dalam membangun daerah ini.
ü Terima kasih dan apresiasi yang tulus,
saya berikan kepada rekan-rekan wartawan baik media cetak, on-line maupun media
elektronik.yang
telah memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah ini.
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA
KE-74.
MERDEKA…..!!!!! MERDEKA…..!!!!! MERDEKA…..!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar