Mentan : Buka Akses Ekspor Langsung, NTT Butuh Investor - JEJAK HUKUM INDONESIA

Breaking News

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Minggu, 15 Desember 2019

Mentan : Buka Akses Ekspor Langsung, NTT Butuh Investor


Jejakhukumindonesia.com - Kupang, Potensi ekspor komoditas pertanian asal NTT, terutama komoditas perkebunan sangat besar. Namun sayang aktivitas ekspor komoditas perkebunan ini tidak ekspor langsung dari NTT, melainkan masih dilakukan melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Hal ini disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), saat melakukan pelepasan ekspor komoditas pertanian asal NTT di Pelabuhan Tenau, Kupang (14/12).

"Bukan hal yang mustahil jika kita ingin membuka akses ekspor secara langsung dari NTT, beberapa kendala yang dihadapi saat ini InsyaAllah bisa dicarikan solusinya salah satunya dengan mengundang investor," tutur SYL.

Menurut SYL, ada dua penyebab utama kenapa ekspor komoditas perkebunan NTT melalui Surabaya. Pertama, dikarenakan di Kupang - NTT tidak tersedia perusahan fumigasi. Padahal selama ini, negara tujuan ekspor komoditas pertanian unggulan asal NTT seperti asam, kemiri, mete, biji gowang dan biji kakao mempersyarat fumigasi sebagai persyaratan ekspornya.

Kedua, di Kupang tidak tersedia kontainer khusus jalur internasional, sehingga komoditas ekspor asal NTT harus transit di Surabaya agar dapat berganti kontainer khusus jalur internasional. Sementara jika eksportir mendatangkan kontainer khusus ini, tidak menutup biaya pengirimannya.

Untuk mengatasi kendala tersebut pemerintah daerah beserta dengan instansi terkait dapat melakukan upaya-upaya penyelesaiannya, seperti mencari investor yang mendirikan perusahaan fumigasi di Kupang ataupun dapat mendatangkan kontainer khusus tersebut.

"Penguatan di sektor investasi dan meningkatkan ekspor merupakan program Presiden Jokowi, jadi harus kita jalankan bersama agar pembangunan pertanian di NTT juga dapat meningkat dengan tajam. Kebijakan ini tentu juga dapat mendongkrak ekspor komoditas pertanian asal NTT tiga kali lipat," tambah SYL.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, menambahkan pihaknya siap membantu mensertifikasi perusahaan fumigasi agar sesuai dengan standar persyaratan SKIM Audit Karantina yang telah diakui internasional.

Berdasarkan data dari sistem automasi perkarantinaan, ada 8 komoditas potensi ekspor asal NTT yang selama ini dikeluarkan melalui Surabaya, yaitu kopra, asam, kemiri, mete, vanili, biji gowang, SBW dan biji kakao. "Sbenarnya tujuan 8 komoditas potensi ekspor ini adalah, China, Bangladesh dan India. Potensi ekspor yang tercatat ditahun 2019 ini mencapai Rp. 6477,78 M naik 21%dibanding tahun 2018 yang hanya mencapai Rp. 534 M," terang Jamil.

*Penuhi kebutuhan pangan Timor Leste, Ekspor melalui Wilayah Perbatasan Meningkat*

Secara geografis provinsi Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste masih berada dalam pulau yang sama. Penduduknya pun masih memiliki rumpun yang sama. Hal ini merupakan potensi tersendiri bagi komoditas pertanian asal NTT untuk dapat masuk dan menjadi pemasok bahan pangan masyarakat Timor Leste.

"Daripada mereka impor dari negara tetangga lainnya. Pemenuhan kebutuhan pangan dari NTT pasti jauh lebih efisien karena hanya melewati pintu perbatasan saja. Potensi ini yang harus ditangkap para eksportir agar dapat meningkatkan ekspor di wilayah perbatasan ini," jelas Mentan.

Jamil juga menjelaskan bahwa data IQFAST wilayah kerja Karantina Pertanian Kupang mencatat ditahun 2019, kebutuhan pangan masyarakat Timor Leste yang didatangkan dari NTT adalah kedelai, kacang tanah, kacang hijau, jagung, beras mencapai 10 ton. Bawang merah, bombai, bawang putih, buah dan sayuran segar yang mencapai 124 ton. Ditambah lada, ketumbar, pinang, sirih sebanyak 10 ton

Kemudian dari sektor peternakan ada juga pakan ternak, suplemen/obat hewan, DOC, daging olahan dan hewan adat. Sektor non pertanian, kehutanan dan perikanan, seperti mebeul jati, kayu albasiah, rumput laut chips. Total nilai ekspor di wilayah perbatasan ini sepanjang tahun 2019 mencapai Rp. 26,39 M meningkat 29% dibandingkan dengan tahun 2018.

Senada dengan Mentan SYL, Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat menydari potensi ekspor komoditas pertanian NTT sangat besar. Pihaknya akan melakukan trobosan agar komoditas pertanian di wilayah kerjanya tidak hanya dapat di ekspor langsung ke NTT tapi juga dapat ekspor langsung ke mancanegara.

"Selain mengawal agar program GRATIEKS (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor) tercapai, saya berpesan kepada teman-teman karantina pertanian jangan lengah menjaga pintu-pintu perbatasan. Pastikan tidak ada hama penyakit hewan maupun tumbuhan yang keluar dan masuk ke Indonesia kemudian menyebar dan dapat mengancam merugikan petani kita," pungkas SYL.


*Mentan pastikan sapi yang keluar dari NTT terjamin kesehatannya dan aman dikonsumsi*

NTT merupakan salah satu propinsi pemasok kebutuhan ternak sapi dalam negeri. Di tahun 2019, total kuota pengeluaran ternak sapi dari NTT sebanyak 63.878 ekor. Dibulan Desember 2019 masih tersisa 796 ekor yang akan diberangkatkan dengan Kapal Cemara Nusantara (tol laut) tujuan Jakarta dan Banjarmasin.

"Kami pastikan ternak sapi yang keluar dari NTT sudah bebas dari penyakit Anthraks, SE dan Brucellosis. Sejumlah pemeriksaan fisik dan laboratorium telah dilakukan petugas karantina terhadap sapi- sapi tersebut. Sapi yang sehat akan dikeluarkan sertigikat pelepasannya sebagai jaminan sapi tersebut aman di konsumsi masyarakat Jakarta dan Banjarmasin," ujar SYL.

Mentan juga menjelaskan keuntungan yang di dapat pelaku usaha dan masyarakat secara umum dengan adanya program Tol Laut. Keuntungan Pertama, dengan adanya kapal Cemara Nusantara yang dikhususkan sebagai ternak sapi, memberikan jaminan perlakuan secara animal walfare selama perjalanan di laut.

Kedua, kondisi kapal yang sangat animal walfare membantu untuk mngurangi potensi kematian pada ternak sapi dan mengurangi potensi penyusutan bobot sapi.

"Harga jual sapi- sapi asal NTT akan tetap terjangkau karena pemanfaatan Kapal Cemara Nusatara biaya pengiriman sapi telah disubsidi oleh pemerintah," pungkas (Rils)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here