Pupuk Kerukunan Beragama, Tolak Ujaran Kebencian - JEJAK HUKUM INDONESIA

Breaking News

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Minggu, 23 Februari 2020

Pupuk Kerukunan Beragama, Tolak Ujaran Kebencian



Jejakhukumindonesia.com - Kupang, Pupuk kerukunan beragama yang telah berjalan harmonis di bumi Flobamorata.

Hal ini tentunya agar menjaga tatanan kehidupan sosial masyarakat agar tetap kondusif.

Selain itu, sebagai wujud mendukung Kepolisian Daerah NTT dalam menciptakan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).

Pasalnya, aparat kepolisian tidak dapat bekerja sendiri melainkan peran aktif semua elemen masyarakat dan tokoh agama dalam bergandengan tangan mewujudkan situasi yang amanan dan kondusif.

Ketua Majelis Klasis Sabu Barat dan Raijua Pdt. Heri Herewila, ketika ditemui disela-sela kegiatan Persidangan Majelis Sinode GMIT XIV di Gereja Benyamin Oebufu, Kamis (20/2) menghimbau kepada semua umat Kristiani di seluruh NTT termasuk  Kabupaten Sabu Raijua agar dalam rangka menyongsong Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dilaksanakan pada 23  September tahun 2020 tetap menjaga kerukunan umat beragama, menjaga keakraban dan menghindari berita-berita hoax, ujaran kebencian yang akan merusak persekutuan dan persaudaraan antar sesama.

" Sebagai Ketua Majelis Klasis Sabu Barat dan Raijua sangat mendukung penuh Polda NTT dalam rangka menjaga keamanan Pilkada tahun 2020 dapat berjalan dengan baik sukses dan lancar," tandasnya.

Menjaga tatanan ini kehidupan soaiap kemasyarakatan yang harmonis sebagai wujud dukungan  terhadap Polda NTT.

Dalam rangka menjaga kerukunan antar umat beragama dan mempererat tali persaudaraan.

" Jangan hanya karena Pilkada tahun 2020, persekutuan dan persaudaraan diobok-obok. Meski kita berbeda dalam pilihan tetapi itu merupakan warna dalam pesta politik," ungkapnya.

Dia berharap semoga Pilkada ini betul-betul apa yang diharapkan bersama untuk mendapatkan pemimpin yang takut akan Tuhan.

" Jika ada permasalahan, marilah kita duduk satu tikar dan selesaikan permasalahan. Biarlah perbedaan menjadi warna dan mozaik yang indah bagi kehidupan kita," ajaknya.

Hindari hal-hal yang menimbulkan konflik atau isu-isu suku, ras dan agama yang dapat merusak kerukunan antar sesama.

Diketahui bahwa para calon kepala daerah semuanya bersaudara, karena itu tidak boleh nyatakan bahwa calon ini yang paling baik dan calon lainnya tidak.

Diakui, setiap individu mempunyai hak politik tetapi politik harus digunakan secara santun  baik dan mengikuti regulasi yang ada.

" Berbeda-beda dalam pilihan politik tetapi kita adalah bersaudara," pungkasnya. (HM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here